Audiolabsinc – Jakarta Selaku Pimpinan Dekranasda Kabupaten Pulau Taliabu, Hj. Zahra Yolanda Aliong Mus lalu berusaha meningkatkan wastra ataupun kain konvensional khas Pulau Taliabu. Tidak hanya kain membordir, salah satu kemampuan RGO303 Link Daftar adat yang tengah didorong pelestariannya merupakan kain batik Pulau Taliabu.
Selaku wilayah sangat belia di Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Pulau Taliabu terkini mempunyai satu batik Pulau Taliabu dengan campuran corak cengkeh, pala, serta kelapa. Batik ini sedang belum mempunyai hak paten serta tengah dalam cara buat dipatenkan.
” Pemkab Pulau Taliabu dikala ini lagi mengupayakan hak paten batik Pulau Taliabu,” tutur Istri Bupati Aliong Mus dalam kegiatan Perasaan& Membuat dalam Ambalan WASTRA NUSANTARA“ Narasi WASTRA: Inovasi Batik Wilayah Jadi Pakaian Kekinian di Mata Belia” yang berjalan di Jakarta, Rabu( 31 atau 7 atau 2024).
Zahra berkata Kabupaten Pulau Taliabu merupakan kabupaten yang terkini dewasa 11 tahun serta terkini mempunyai kain batik. Sehabis lebih dahulu telah mempunyai kain membordir khas Pulau Taliabu.
” Batik Pulau Taliabu melukiskan cengkeh, pala serta pula kelapa. Mengapa wajib 3 belukar ini? Sebab melukiskan nyata kekayaan alam Pulau Taliabu serta mata pencaharian masyarakatnya,” tutur Zahra Yolanda.
Semenjak dipublikasikan awal kali pada tahun 2023 kemudian, Batik Pulau Taliabu sudah hadapi kemajuan yang lumayan melegakan.
” Sebelumnya kita cuma mempunyai batik kalangan tanda, tetapi saat ini terdapat kain batik Pulau Taliabu dengan metode catat ataupun Menggambar,” tutur Zahra.
Lewat pengembangan zona wastra ini, Zahra yang pula berprofesi selaku Pimpinan TP PKK Kabupaten Pulau Taliabu berkomitmen buat lalu berusaha mensejahterakan warga serta para pengrajin.
” Aku berkoordinasi dengan kadis terpaut biar pengrajin- pengrajin yang terdapat di Pulau Taliabu supaya dapat dibimbing serta diserahkan penataran pembibitan spesial. Sebab gimana juga kain batik serta rajutan membordir Pulau Taliabu sedang terhitung sedang terkini alhasil memerlukan pelatihan- penataran pembibitan spesial biar daerah- daerah lain dapat melihat kain batik dari Pulau Taliabu.
Buat memberitahukan batik Pulau Taliabu ke khalayak besar di luar Provinsi Maluku Utara, Dekranasda Pulau Taliabu menuntun pendesain Eko Tjandra dalam Perasaan& Membuat“ Ambalan Wastra Nusantara- Selaras Wastra” Tahun 2024.
Mengangkut Batik Pulau Taliabu, pendesain Eko Tjandra mempertunjukkan koleksi berjudul“ Finengkoyong Fiking Maunahyu” dalam bahasa Taliabu yang berarti perempuan yang menawan, kokoh serta berkarisma.
Eko mencampurkan adat Barat serta Timur dalam satu koleksi yang elok, jelas serta berkepribadian. Dari 21 kain dalam palet warna biru, hijau, gelap, cokelat, terracotta serta maroon, Eko menunjukkan 11 pakaian yang menawan pentas Selaras Wastra. Koleksinya mengutip gagasan dari pakaian kebangsawanan- bangsawan Eropa, spesialnya pakaian Napoleon Bonaparte
” Aku bawa rancangan kali ini merupakan pakaian yang digunakan oleh Napoleon Bonaparte yang sama dengan kerah besar, tangan puffy, serta berekor. Metode berpakaian banyak orang bangsa eropa, aku membawa ke mari( koleksi pakaian),” tutur Eko.
Dipadukan dengan bagian kebaya konvensional serta kain batik Pulau Taliabu, menciptakan satu bentuk yang berlainan, terkini, serta menarik. Istri Bupati Taliabu Zahra Yolanda Bersama 10 bentuk professional berjalan di atas catwalk dengan koleksi pakaian pendesain Eko Tjandra.
Atas kesertaan Pulau Taliabu dalam Ambalan Wastra Nusantara 2024, Zahra berambisi batik Pulau Taliabu terus menjadi diketahui warga, paling utama angkatan belia serta bisa memberi warna kekayaan kain batik di Indonesia.
” Mudah- mudahan kain batik yang terdapat di indonesia lalu dilestarikan dari kakek moyang hingga saat ini. Jika bukan kita, siapa lagi. Mudah- mudahan Situs RGO303 batik Pulau Taliabu hendak senantiasa memberi warna kain- kain batik yang terdapat di Indonesia,” minta Zahra Yolanda.